add menu navigasi

Sabtu, 16 Januari 2016

Buat Lelaki yang Kuharap Menjadi Imamku Kelak, Jika Ada dan Merasa

Dear Mas, Semoga selalu dalam lindunganNya, dan selalu bahagia. Aku selalu berharap lelaki yang menjadi imamku kelak adalah lelaki yang lebih tua dariku. Bukan karena aku pecinta om-om, tapi karena aku ingin memanggil calon imamku dengan sebutan mas --agar terkesan lucu seperti film-film zaman bahela yang sering dilihat ibu--. Tapi aku malah bertemu denganmu, lelaki yang dua tahun lebih muda dariku. Dan aku selalu berharap kau menjadi imamku kelak. Aku berharap, kita dipertemukan di toko buku. melihat wajah satu sama lain melalui celah diantara dua buku, lalu saling terpesona. Tapi sepertinya aku saja yang terpesona. Tapi harapan selalu tidak sesuai kenyataan. Pertemuan pertama kita sungguh memalukan. Tiba-tiba saja kamu datang, mengulurkan tangan dan menyebutkan nama. Sementara aku kehilangan kata karena melihat rambutmu yang basah terkena air wudhu dan wajahmu yang bersinar selepas sholat. Pertemuan-pertemuan lain berjalan dengan tanpa sengaja, tapi bagiku tetap memalukan. Kamu ingat, saat aku hampir menabrakmu dikoridor sekolah? Saat itu penampilanku sungguh berantakan. Ya. maklumlah, aku menahan buang air besar selama 5 jam. Kalau saja disekolah ada fasilitas WC duduk pasti aku tidak tersiksa (ini aib atau entah apa, tapi aku tidak bisa buang air kalau tidak memakai WC duduk) Setiap hari, aku mati-matian menahan letupan-letupan kecil dihati kala melihatmu. Dan kamu, dengan seenak udelmu makin mempesona tiap harinya. Aku bisa apa? Akhir-akhir ini aku merasa tidak enak. Bukan karena efek bom Sarinah. Tapi, entahlah aku juga tidak tahu. Mungkin karena aku kangen kamu. Aku kangen melihatmu yang dengan kyusuknya berdoa di Mushola. Aku selalu berharap jika dioamu ada namaku yang kau sebut (seperti yang kulakukan) tapi yang kamu sebut nama perempuan lain. Hal ini aku sadari saat pentas seni disekolah. Yang mana kamu membawakan lagu ciptaanmu untuk seorang perempuan lain (dedek-dedek gemes yang cantik sekali). Saat itu aku merasa yang kulakukan tidak ada gunanya. Aku menulis puluhan cerpen untukmu dan semua sia-sia. Aku juga kangen saat dimana kita menjadi lebih dekat. Kamu sering sekali mengirim voice note, yang hanya kubalas dengan chat singkat. Kita berbica banyak hal, mulai dari yang tidak penting hingga penting, dari pembicaraan yang biasa hingga NC. Kita saling mengumpat, saling bertukar doa jelek dan lainnya dan sebagainya. Tapi semenjak aku ke Bekasi kamu menghilang. Aku harus mencarimu dimana?
Ngomong-ngomong selamat menempuh perjalanan panjang yang kamu lakukan dengan jalan kaki ya. Dari Jawa ke Lombok jauh lho, jaga kesehatan, jangan lupa ganti sempak. Aku akan terus terpesona sama kamu meskipun kakimu kapalan akibat perjalanan ini. Ketika rok bertuliska arab yang dipakai AgnezMo menjadi kontroversi. Aku menyadari satu hal. Dunia kita berbeda. Aku hanya seorang perempuan yang suka sekali membaca buku, kadang membaca novel dengan label no cildren under 25, kadang juga membaca buku anak. Sementara kamu seorang musisi yang paindai sekali memikat wanita dengan suara piano yang kamu mainkan. Tapi Aku kangen. Mungkin aku harus pulang dan sesegera mungkin melihat hidung portugismu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar