add menu navigasi

Sabtu, 24 September 2016

Apa yang Saya Kejar Dihidup Saya?

Saya akhir-akhir ini memikirkan banyak hal. Entahlah, padahal saya orang yang acuh, saya hanya peduli pada diri saya sendiiri dan orang yang saya anggap penting dihidup saya. Tapi akhir-akhir ini saya sedikit berbeda. Mungkin karena saya sedang membaca 86-nya Mbak Okky. Saya baru membaca sampai halaman 60-an dan berhenti karena kesibukan saya. Saya tidak tahu, saya ini benar-benar sibuk atau saya hanya pura-pura sibuk.

Sabtu, 17 September 2016

Buat Mas Bhisma (Tokoh rekaan Laksmi di novel Amba)

Teruntuk Mas Bhisma.
Salam hangat..
Saya akan mengawali surat ini dengan bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, atas anugrah yang ia berikan. Anugrah yang saya maksud disini adalah kesempatan untuk menuslis surat pada njenengan. Meskipun pada akhirnya saya ndak tahu kemana saya harus mengirim surat ini.
Sebelumnya perkenalkan saya Wulida, asal Bojonegoro—95km dari Kediri. Ngomong-ngomong njenengan masih ingat tentang Kediri? Tentu masih ingat ‘kan Mas, lha wong njenengan ketemu Mbak Amba juga di Kediri. Saya ini pengagum njenengan lho Mas. Bukan. Bukan kerana njenengan merupakan salah satu ciptaaan Allah yang paling indah sehingga memiliki wajah aduhai. Bukan juga karena njenengan dokter lulusan Leipzing, Jerman Timur. Tapi karena njenengan berhasil memporak-porandakan hati Mbak Amba, wanita ter-egois dan mandiri.
Tentu njenengan bertanya-tanya, kenapa saya bisa kenal Mbak Amba ‘kan? Begini Mas, beberapa waktu yang lalu saya membaca kisah Mbak Amba yang mencari Mas ke Buru. Mas ndak tahu kalau Mbak Amba pergi ke Buru ‘hanya’ untuk mencari Mas. Mas juga ndak tahu tho kalau kisah perjalanan Mbak Amba mencari cintanya yang minggat telah dibukukan.
Mas Bhisma, njenengan ini tega sekali ya. Tanpa Mas sadari, Mas telah mengacaukan kehidupan Mbak Amba dengan ketampanan luar biasa yang njenengan miliki. Sebelum Mbak Amba bertemu dengan njenengan, Mbak Amba memiliki tunangan. Namanya Salwa, Ia mencintai Mbak Amba sepenuh hati. Yaa.. walaupun Mbak Amba tidak merasa getar-getar cinta pada Salwa, tapi saya yakin Salwa bisa menjaga Mbak Amba. Tidak seperti njenengan yang minggat—meskipun njenengan ke Buru karena tertangkap pengrebekan, saya tetap menganggap njenengan minggat.
Kata Eka Kurniawan “cantik itu luka” maka berlaku juga kata “tampan itu luka”. Wajah rupawan yang njenengan miliki menghasilkan luka mendalam pada Mbak Amba.  Hubungan Mbak Amba dan Salwa berakhir karena njenengan, orang tua Mbak Amba kecewa akan keputusan tersebut. Selama njenengan pergi yang Mbak Amba lakukan hanya menyelam dan mengais, menyelam kesedihan karena njenengan tinggal minggat, mengais sisa-sisa cinta njenengan yang Masih tertinggal.
Mas Bhisma terlalu berani mengambil resiko. Buat apa sih Mas ngajak Mbak Amba ketempat yang penuh dengan PKI? Mau menanamkan paham komunis pada Mbak Amba? Andai dulu njenengan dan Mbak Amba tetep di rumah sakit Kediri, pasti semua akan baik-baik saja. Njenengan tidak akan tertangkap dalam pengrebekan dan dibuang ke Buru. Kalian akan hidup bahagia, merawat anak bersama dan menjalani hari tua bersama.
Tapi sepertinya njenengan menikmati hukuman menjadi tapol di Buru. Buktinya saat semua tapol diperbolehkan pulang ke keluarganya masing-masing. Njenengan tetap tinggal di Buru. Apa njenengan ndak ingat Mbak Amba? Mbak Amba yang sedang mengandung anak njenengan menunggu kapan njenengan pulang. Apa jangan-jangan njenengan ndak sadar kalau menanam benih dirahim Mbak Amba?
Kalau saya pikir-pikir jenengan ini mirip seperti Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta. Kalian sama-sama mempermainkan peransaan perempuan dan minggat tanpa kabar. Bedanya setelah belasan tahun Rangga pulang menemui Cinta. Sedangkan, njenengan malah mati di Buru. Seharusnya kalau njenengan mau mati, nenengan kirim telegram ke Mbak Amba. Agar Mbak Amba tidak khawatir dan Mbak Amba bisa kawin dengan lelaki lain.
Buat Apa sih berlama-lama di Buru? Njenengan menemukan perempuan lain yang kecantikan dan kecerdasannya melebihi Mbak Amba? Atau njenengan menemukan tambang batu akik dan menjadi pengusaha batu akik di Buru? Mas.. mas, njenengan ini dokter lulusan Leipzing, masak selama kuliah di luar negeri mas tidak diajari ilmu tentang kehidupan. Ilmu tentang bagaimana kita hidup saling berdampingan satu sama lain, ilmu tentang tanggung jawab serta ilmu-ilmu kehidupan lainnya? Sampai hati njenengar membiarkan Mbak Amba merawat srikandi—anaknya, sendirian.
Saya dengar njenengan diberi kekuatan supranatural oleh orang Buru. Kenapa njenengan ndak melakukan teleportasi dari Buru ke kediaman Mbak Amba? ‘kan njenengan sudah punya kekuatan yang tidak dimiliki orang lain. Kalau njenengan melakukan itu, saya yakin kisah cinta njenengan dan Mbak Amba akan dibuat drama. Njenengan dan Mbak Amba juga akan hidup bahagia selamanya. YAEY...
Saat tiba di Buru Mbak Amba mendatangi makam njenengan. Di makam itu Mbak Amba diserang oleh seorang wanita, katanya istri njenengan. Namanya Muka Burung. Muka Burung bercerita banyak, salah satunya njenengan tidak pernah menyentuh Muka Burung, padahal kalian adalah suami-istri. Jadi selain menyakiti hati Mbak Amba, njenengan juga menyakiti hati Muka Burung. Njenengan ndak tahu tho kalau setiap harinya Muka burung merasa bersalah karena tidak bisa menjadi istri yang baik untuk Mas. Muka Burung selalu bertanya-tanya apasih yang kurang dari dirinya sehingga njenengan tidak mau menyentuhnya.
Saya bingung mengapa njenengan menyia-nyiakan cinta Mbak Amba. Setelah bertahun-tahun njenengan tidak kembali dari Buru, Mbak Amba menikah dengan bule. BULE Mas. Meskipun sudah memiliki suami, Mbak Amba tetap mencintai dan mengharap kepulangan njenengan. Saat suami Mbak Amba meninggal, Mbak Amba pergi ke Buru untuk mencari jejak njenengan. Selama diperjalanan seorang lelaki muda sehat jasmani dan rohani menaruh hati pada Mbak Amba. Lelaki itu yang menemani perjalanan Mbak Amba. Bahkan menemani Mbak Amba saat ia dirawat di rumah sakit karena diserang Muka Burung. Umur lelaki itu kira-kira sama dengan umur Srikandi. Diumur yang sudah bisa dibilang tak muda lagi, Mbak Amba masih bisa memikat hati lelaki yang seumuran dengan anaknya.
Sosok Mbak Amba benar-benar memikat. Saya yang hanya seorang pembaca juga terpikat oleh Mbak Amba. Tapi yang saya sayangkan disini adalah Njenengan hanya meninggalkan puluhan surat untuk Mbak Amba. Njenegan kira Mbak Amba merasa puas akan surat-surat itu? Bahkan tukang odong-odong pun ndak puas kalau hanya dikasih surat.
Terakhir, selamat ya mas karena telah bertemu dengan Pram di kamp tapol. Saya memiliki teman, namanya Oom Nanang, Mas Tohir dan Mas Danial yang benar-benar mengagumi Pram. Tapi mereka tidak diberi kesempatan untuk bertemu Pram. Ah.. betapa beruntungnya njenengan bertemu Pram.
Semoga dikehidupan selanjutnya njenengan tidak melakukan kesalahan yang sama; menyia-nyiakan hati wanita. Dan semoga suatu saat entah dimana itu njenengan dipertemukan dengan Mbak Amba.
Salam
Bojonegoro 26-8-15

Buat Pangeran Kunang-Kunang

Salam hangat.

Saya tidak begitu yakin kalau salam hangat tepat saya gunakan untuk mengawali surat ini, tapi saya merasa memiliki hubungan dengan salam hangat dan njenengan.

Buat Pianis Berhidung Portugis. Selamat Ulang Tahun, Selamat Tinggal.

Apa kabar?

Selamat ulang tahun ya Ji. Hari ini kamu resmi melepas usia belasan dan aku juga melepasmu hari ini. Melepasmu dalam artian melupakan semua hal tentangmu dan berhenti memutar lagu Melly Goeslaw dan Coboy Junior, serta berhenti menyenandungkan lagu dinamic (eh, lagu siapa ya, Ji. Aku lupa). Aneh ya, aku ini paling anti dengan lagu Indonesia tapi tidak dengan lagu Bimbang-nya Mbak Melly dan Hebat-nya Coboy Junior.

Jumat, 19 Agustus 2016

Buat Mas Ikal

Barangkali tulang rusukmu yang hilang itu aku, mas.

Mas. Bicara denganmu itu susah. Begini, suatu saat saya berkata tentang "A" dan tanpa sengaja saya kembali mengatakan hal itu. Mas Ikal dengan seenak udelnya menjawab "Sudah pernah diucapkan. Ndak kreatif". Saya harus bagaimana?

Selasa, 16 Agustus 2016

Selamat ulang tahun Ji Young-ssi

Saya sebenarnya ingin menulis surat ini dengan bahasa inggris, tapi saya mempertimbangkan waktu dan grammar yang saya kuasai. Jadi saya menulis surat ini dengan bahasa yang sedikit baku. Siapa tahu Ji Young-ssi membaca dan menerjemahkan surat ini ke bahasa korea.

Sebelumnya saya Wulida dari Indonesia. Ji Young-ssi sudah berapa kali ke Indonesia? Tapi saya belum memiliki kesempatan bertemu Ji Young-ssi, karena untuk bertemu Ji Young-ssi terlalu banyak perjuangan-terutama terlalu banyak uang yang harus dikeluarkan-.

Ji Young-ssi apa kabar?  Semoga selalu sehat dan semakin mempesona sepanjang hari.
Selamat ulang tahun Ji Young-ssi. Saya kurang tahu, kapan waktu yang tepat mengucapkannya. Sebulan sebelum ulang tahunmu sudah banyak yang mengucapkan, apalagi saat ulang tahunmu.
Saya ingin jadi orang spesial. Tapi tentu saja tidak bisa. Karena dibelakangmu terlalu banyak penggemar yang mendukung.

Semoga Ji Young-ssi tetap menjadi Ji Young yang ramah, penyayang, dan mempesona. Jangan sering ke bar, jangan merokok, jangan galau ditwitter, jangan terlalu nyaman berkubang dengan masa lalu.
Ngomong-ngomong bagaimana kabar Gaho? Saya rindu Gaho.
Semoga lancar wajib militernya. Saya akan merindukanmu.

Selamat ulang tahun. Ji Young-ssi
Perempuan yang selalu ada dibelakangmu

Sabtu, 13 Agustus 2016

Buat Ibuk, Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun, Buk.

Seperti yang Ibuk tahu, saya dibesarkan dikeluarga yang tidak begitu mensakralkan ulang tahun. Tidak ada perayaan ataupun ucapan ulang tahun yang diucapkan saat salah satu dari keluarga berulang tahun. Juga tidak ada raut sedih karena kenyataan umur yang sedikit demi sedikit mulai berkurang setiap tahun. Ulang tahun layaknya hari biasa. Tidak ada yang istimewa, bahkan sering lupa dan tidak peduli.

Kamis, 04 Agustus 2016

Buat Galon Aqua yang Jualan Tahu

Malam.

Surat yang sampean kirim sudah saya terima,  lengkap dengan pisuh-pisuhan yang tidak sempat sampean tuliskan. Semoga Surat sampean tidak membawa bencana seperti potongan senja yang diberikan Sukab untuk Alina. Saya takut seandainya setelah membaca surat tersebut saya tiba-tiba sawanen.

Puja Kerang Ajaib

Saya diam-diam memperhatikamu yang tertidur pulas. Diam-diam pula saya merasa wajahmu sama persis dengan wajah anak kita kelak. Ah, lucu sekali. Kita baru kenal beberapa bulan dan sudah beberapa kali membicarakan pernikahan.

Saya membenarkan letak boneka beruang yang kamu gunakan sebagai bantal dan meyelimutimu dengan sarung kumal-entah milik siapa-karena yang saya tahu kamu terlalu mudah masuk angin.

"Tubuhku terlalu sexy dan angin begitu berhasrat pada tubuhku, Dik". Katamu suatu ketika dan saya mati-matian menahan tawa saat mendengarnya.

Matamu masih tertutup, tubuhmu mulai gemetar. Dalam kondisi seperti ini ada dua kemungkinan. Pertama kamu masuk angin-lagi-. Kedua kamu pura-pura menggigil agar mendapat pelukan cuma-cuma dari saya. Kamu memang benar-benar pintar memanfaatkan kesempatan Mas.

Saya diam cukup lama, bingung harus melakukan apa; memelukmu atau pura-pura tidak peka. Gemetar tubuhmu makin hebat, saya mendekat dan mencium bibirmu yang kering. Kamu tidak suka ciuman bangun tidur, saya paham. Saya juga tidak memiliki niat memberikan ciuman bangun tidur, saya hanya ingin membasahi bibirmu.

"Jangan mencuri apapun saat aku tidur, Dik". Sial saya ketahuan atau memang dari tadi kamu pura-pura terpejam dan menanti kejutan pagi yang saya berikan.

"Dingin sekali". Kamu menggosok-gosokan kakimu ke kaki saya seraya memeluk perut saya. Ini double sial.

"Kalau terus seperti ini kamu bisa dilempar ulekan Ibuku,  Mas". Aku merasakan gemelatuk gigiku saat mengatakan ini, sial aku benar-benar tak berdaya dihadapanmu.

"Apa aku harus melamarmu agar terbebas dari lemparan ulekan"

"Lakukan semua hal yang membuatmu bahagia, Mas"

"Aku bahagia saat menciummu. Kamu mau?"

Saya diam. Kamu ikut diam.

Saya membenarkan letak buku yang saya gunakan sebagai bantal. Semalam kamu menawarkan boneka beruang untuk saya pakai sebagai bantal. Saya menolak, boneka itu terlalu menyeramkan.

"Kamu sedang membayangkan apa,  Dik? "

"Aku tinggal di Himalaya, makan jagung bakar tiap malam, memelihara beberapa koala dan memiliki Ikaliptus di halaman"

"Kamu ingin menjadi manusia gunung?". Kamu tertawa, renyah sekali dan saya tiba-tiba susah bernafas.

"Sepertinya asik, Mas"

"Lalu bagaimana kalau kamu pengen makan bakwan jagung?"

"Aku tinggal turun gunung, membeli jagung di pasar. Selesai"

"Kamu yakin di Himalaya ada jagung"

"Kalau tidak ada aku tinggal menghubungi Rizki. Meminta ia mengirim sekarung jagung. Dikirim lewat JNE"

"Jangan mengada-ada, Dik"

"Kalau itu tidak bisa aku tinggal meminta bantuan kerang ajaib"

"Ini 2016. Siapa yang percaya hal semacam itu?"

"Spongebob dan Patrick"

"Katakan semua hal yang membuatmu bahagia". Saya tahu kamu mulai bosan dengan celotehku. Saya mendekat, mencoba membasahi bibirmu-lagi-. Tapi kamu lebih cepat bergerak dan menciumku tanpa ampun.

"Apa yang kamu bayangkan mas?". Saya berujar disela-sela ciuman kita.

"Kita berdua memuja kerang ajaib"

Jumat, 22 Juli 2016

Buat Midorima Shintarou

Hai, Midori-kun.

Ah, rasanya canggung sekali, ya. Saya memang tidak bisa mengawali surat, sama halnya dengan saya yang tidak bisa
mengawali percakapan kita.

Midori-kun selalu mencari topik pembicaraan tapi saya hanya menanggapi dengan senyum kecil.  Saya tidak bosan dengan percakapan-
percakapan kita, saya hanya grogi. Rasanya sudah lama sekali saya tidak bercakap secara "intim" dengan lelaki. Jadi,  midori-kun harus maklum.

Saya bingung, dulu saya pernah menulis
surat kaleng untuk midori-kun. Tapi detik ini, saat saya ingin menulis surat lagi, saya bingung. Pasokan kata yang saya miliki habis.  Apa saya harus membaca KBBI agar pasokan kata yang saya miliki kembali?

Sebelumnya, seperti yang sudah-sudah saya katakan di surat-surat yang lain. Saya ini bukan orang baik, pengumpat sejati, malas mandi, berantakan, tidak punya rasa peduli, acuh, berlidah tajam dan lainnya dan sebagainya. Jadi apa tidak salah midori-kun memilih saya?

Terlalu banyak aib saya yang midori-kun
ketahui. Ngomong-ngomong saya perempuan dengan gengsi yang cukup tinggi, setiap kali saya dekat dengan lelaki, saya menutupi sikap dan sifat yang sekiranya tidak pantas dimiliki seorang calon ukhti.  Tapi dengan midori-kun, saya menjadi diri saya sendiri.

Hal ini tentu saja ada alasannya. Saya tidak pernah mengira akan jatuh cinta pada midori-kun. Kalau saja dulu saya tahu, midori-kun semempesona ini. Tentu saja saya menutupi aib-aib saya, dan menjadi sosok ukhti berhati bersih dengan pikiran yang bersih juga.  Tapi
terimakasih karena midori-kun, untuk
pertama kalinya saya menjadi diri saya
sendiri saat jatuh cinta.

Midori-kun, saya kagum sekali pada midori. Bukan karena midori-kun begitu mempesona di lapangan basket,  dengan tembakan point tiga. Tapi saya kagum dengan kemampuan midori-kun menggedor pintu hati saya. Eh, saya ralat.  Bukan menggedor melainkan mendobrak. Midori-kun tamu yang seenak udel ya. Tiba-tiba mendobrak pintu hati anak
orang.  Pokoknya midori-kun harus tanggung jawab.

Saya ingin meminta maaf karena saya terlalu pasif.  Saya sedang dalam proses
menyesuaikan diri dengan midori-kun yang memiliki begitu banyak pengalaman dan teman-teman yang luar biasa.

Terakhir, Saya kangen.  Kangen setinggi-
tingginya. Kangen yang membianglala.
Saya sebenarnya belum ingin mengakhiri
tulisan ini. Tapi lagi-lagi saya bingung ingin menulis apa. Ya,  semoga midori-kun selalu sehat dan mempesona. Semoga proses belajar kita dipermudah dan semoga lekas bertemu.

Salam hangat

Miura Ayumu.

Kamis, 28 Januari 2016

Dialogue

Y"Hmm"
"Whut?"
"Nothing"
"R u Ok?"
....
"No, but i smile anyway"
"Mau berbagi cerita?"
"Im tired, just tired. Thats all"
"Why?"
"Dunia terlalu jahat untuk gadis kecil yang baru menganal cinta, lantas patah hati dalam waktu yg singkat..
"Dunia terlalu baik pada penyair yang gampang sekali memikat wanita hanya dengan puisi murahan"
"Jadi sekarang kamu jatuh cinta pada penyair, setelah sebelumnya kamu menyukai pemain piano dan pemain futsal"
"No"
"But?"
"im just obsessed with him"
"Obsession is something that makes people push themselves to reach their goal. So?"
"Shit, im not"
"Yaaa.. i know"
"Tapi, dia melakukan hal yang sama, ada yang sedikit mengganjal dihati"
"Dia? penyair? Pemain piano? Pemain futsal?"
"Berhenti menyebut deretan orang-orang
itu"
"Oke, tapi siapa?"
"Dia yg selama ini ada disampingku"
"Ha?"
"Aku pernah terobsesi dengan ahli bumi, dan secara terang-terangan dia menunjukan kedekatan mereka.. Sekarang hal ini terulang kembali"
"Wait, sepertinya kamu terobsesi pada semua orang"
"Haha, idk. Tapi aku selalu kagum pada orang yang ber-IQ tinggi dan memiliki hidung postugis"
"I know"
"So, what shoud i do?"
"Jangan mudah kagum"
"Damn, tidak ada saran yang lebih menarik?"
"Jangan jatuh cinta"
"fucking off. Srsly i have no time for ur negative bullshit"
"Kurangi mengumpat"
"bastard. Stop it"
"Hargai orang yang berbicara"
"Hentikan, aku sudah tidak memerlukan saranmu"
.....
"Lagipula, kamu bukan orang. Kamu hanya khodamku"

Sabtu, 16 Januari 2016

Buat Awan yang Berarak ke Barat, Saya Kangen

Setahun yang lalu saya membaa novel Mbak Laksmi Pamuntjak yang berjudul Amba. Saya megutuk habis-habisan tindakan kekanakan Amba yang menunggu Bhisma hingga puluhan tahun lamanya. Tolong jangan bertanya mengapa saya membenci ritual "menunggu" yang dilakukan Amba karena akan panjang sekali jawaban yang saya sampaikan. Tapi, yang saya sesali adalah kenyataan bahwa saya juga melakukan hal yang sama seperti yang Amba lakukan. Kenyataan ini saya sadari saat kita sama-sama jauh-kamu pergi ke kota seberang untuk menuntut ilmu, sedangkan saya pergi ke ibukota untuk proses penyembuhan hati. Saya masih sama seperti dulu, perempuan kecil yang selalu melarikan diri dari masalah. Saya dengar kamu saat ini menjai mahaswa STAN. Benarkah? Ah, berpisah denganmu dan tidak adanya komunikasi antara kita membuat saya susah sekali mengetahui kabarmu. Saya membayangkan, jika suatu saat kita bertemu dengan kondisi kamu yang sedang menempuh pendidikan di STAN dan saya yang masih sama seperti Wulida yang dulu-perembuan kecil yang berantakan dan tidak sopan. Saya pasti merasa kecil jika pertemuan itu terjadi. Saya selalu merasa kecil jika bertemu orang-orang hebat. Beberapa bulan yang lalu saya bertemu Mas Jano, seorang penerjemah dari barat. Dalam diskusi singkat bersama Mas Jano dan orang-orang hebat lainnya, hanya saya yang tidak berbicara. Saya selalu kehabisan kata-kata saat bertemu orang hebat, begitu juga saat bertemu denganmu. Saya benci berhitung, jadi jangan bertanya sudah berapa lama saya menunggumu. Sebenarnya saya sudah tidak memiliki alasan apapun untuk menunggu, tapi entah mengapa saya masih menunggu. Mungkin karena cinta saya yang begitu tinggi. Mungkin juga karena kenangan yang tak kunjung pergi. Saya orang yang gagal peka. Mungkin karena inilh saya tidak bisa menangkap gerak-gerik kika kamu mulai bosan. Dulu hubungan kita lama sekali, saya maklum jika kamu bosan. Saya orang yang malas sekaligus jarang mandi, malas nyisir rambut, berlidah tajam, sering mengumpat dan lainnya dan sebagainya. Jadi, saya juga maklum jika kamu menari yang lain-tentunya yang lebih baik dari saya. Kita sering bertengkar. Sering sekali samppai kadang saya merasa muak dengan keegoisan kita. Pertengkaran terakhir kita berujung perpisahan. Saat itu saya merasa gagal dan kalah, karena tidak bisa menyatukan pendapat kita seperti pertengkaran yang sudah-sudah. Kamu tahu lagu missing you yang dibawakan oleh G-Dragon? Saya tidak begitu paha makna lagu itu, tapi yang jelas saya kangen. Kangen yang begitu tinggi hingga perasaan itu membianglala. Saat di Puncak saya berpikir banyak hal, mungkin karena cuaca dingin membuat otak saya bekerja cepat. Saya beranggapan jika kamu itu awan, dan saya hanya capung kecil yang selalu memperhatikanmu dari bawah. Sesering apapun saya memperhatikanmu, kamu tidak akan pernah peduli karena diatas sana saya hanya terlihat seperti butiran rinso yang sekali digosok sudah menghilang. Lalu siapa yang pantas saya salahkan? Perasaan yang membianglala ini atau kenangan yang tak kunjung pergi? Saya kangen F. Puncak, 29 sept 15

Buat Lelaki yang Kuharap Menjadi Imamku Kelak, Jika Ada dan Merasa

Dear Mas, Semoga selalu dalam lindunganNya, dan selalu bahagia. Aku selalu berharap lelaki yang menjadi imamku kelak adalah lelaki yang lebih tua dariku. Bukan karena aku pecinta om-om, tapi karena aku ingin memanggil calon imamku dengan sebutan mas --agar terkesan lucu seperti film-film zaman bahela yang sering dilihat ibu--. Tapi aku malah bertemu denganmu, lelaki yang dua tahun lebih muda dariku. Dan aku selalu berharap kau menjadi imamku kelak. Aku berharap, kita dipertemukan di toko buku. melihat wajah satu sama lain melalui celah diantara dua buku, lalu saling terpesona. Tapi sepertinya aku saja yang terpesona. Tapi harapan selalu tidak sesuai kenyataan. Pertemuan pertama kita sungguh memalukan. Tiba-tiba saja kamu datang, mengulurkan tangan dan menyebutkan nama. Sementara aku kehilangan kata karena melihat rambutmu yang basah terkena air wudhu dan wajahmu yang bersinar selepas sholat. Pertemuan-pertemuan lain berjalan dengan tanpa sengaja, tapi bagiku tetap memalukan. Kamu ingat, saat aku hampir menabrakmu dikoridor sekolah? Saat itu penampilanku sungguh berantakan. Ya. maklumlah, aku menahan buang air besar selama 5 jam. Kalau saja disekolah ada fasilitas WC duduk pasti aku tidak tersiksa (ini aib atau entah apa, tapi aku tidak bisa buang air kalau tidak memakai WC duduk) Setiap hari, aku mati-matian menahan letupan-letupan kecil dihati kala melihatmu. Dan kamu, dengan seenak udelmu makin mempesona tiap harinya. Aku bisa apa? Akhir-akhir ini aku merasa tidak enak. Bukan karena efek bom Sarinah. Tapi, entahlah aku juga tidak tahu. Mungkin karena aku kangen kamu. Aku kangen melihatmu yang dengan kyusuknya berdoa di Mushola. Aku selalu berharap jika dioamu ada namaku yang kau sebut (seperti yang kulakukan) tapi yang kamu sebut nama perempuan lain. Hal ini aku sadari saat pentas seni disekolah. Yang mana kamu membawakan lagu ciptaanmu untuk seorang perempuan lain (dedek-dedek gemes yang cantik sekali). Saat itu aku merasa yang kulakukan tidak ada gunanya. Aku menulis puluhan cerpen untukmu dan semua sia-sia. Aku juga kangen saat dimana kita menjadi lebih dekat. Kamu sering sekali mengirim voice note, yang hanya kubalas dengan chat singkat. Kita berbica banyak hal, mulai dari yang tidak penting hingga penting, dari pembicaraan yang biasa hingga NC. Kita saling mengumpat, saling bertukar doa jelek dan lainnya dan sebagainya. Tapi semenjak aku ke Bekasi kamu menghilang. Aku harus mencarimu dimana?
Ngomong-ngomong selamat menempuh perjalanan panjang yang kamu lakukan dengan jalan kaki ya. Dari Jawa ke Lombok jauh lho, jaga kesehatan, jangan lupa ganti sempak. Aku akan terus terpesona sama kamu meskipun kakimu kapalan akibat perjalanan ini. Ketika rok bertuliska arab yang dipakai AgnezMo menjadi kontroversi. Aku menyadari satu hal. Dunia kita berbeda. Aku hanya seorang perempuan yang suka sekali membaca buku, kadang membaca novel dengan label no cildren under 25, kadang juga membaca buku anak. Sementara kamu seorang musisi yang paindai sekali memikat wanita dengan suara piano yang kamu mainkan. Tapi Aku kangen. Mungkin aku harus pulang dan sesegera mungkin melihat hidung portugismu.