add menu navigasi

Rabu, 25 Januari 2017

Saya Begini, Bukan Begitu

Saya cengeng bukan main. Semua orang selalu mengganggap saya kuat dan tegar. Bahkan satu, dua diantaranya terang-tengangan berkata ”Seorang Wulida, mana mungkin bisa nangis”. Padahal sebenarnya saya ini apa. Hanya dibentak saja saya nangis, la wong seumur-umursaya belum pernah dibentak. Diabaikan saya juga nangis, di depan orang banyak malah. YaAllah saya pernah alay.


Saya penakut. Sialnya tidak ada yang percaya kalau saya penakut. Ketidakpercayaan mereka didasari oleh saya-ngekost-sendirian-jauh-dari-orang-tua. Klise banget ya? Padahal sebenarnya saya tidak berani pipis sendirian dimalam hari, harus di tungguin di depan pinru toilet.

Saya sedikit bisa masak—maksudnya, rasanya tidak begitu aneh. Tapi kalau saya membawa masakan saya, teman-teman tidak ada yang oercaya kalau masakan tersebut yang masak saya.

Saya pemalu. Tapi kata orang malu-maluin. Saya memang pemalu saat bertemu orang-orang baru. Tapi kata orang saya terlalu malu-maluin untuk jadi pemalu.


Saya pendendam. Tidak ada yang percaya dan tidak ada yang tahu. Karena muka saya imut-imut polos jadi tidak ada yang mengira kalau saya pendendam. Tapi dendam saya, Cuma saya simpan dalam hati tidak lebih dari itu. Saya tidak pernah berbuat anarkis karena dendam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar