add menu navigasi

Sabtu, 17 September 2016

Buat Pianis Berhidung Portugis. Selamat Ulang Tahun, Selamat Tinggal.

Apa kabar?

Selamat ulang tahun ya Ji. Hari ini kamu resmi melepas usia belasan dan aku juga melepasmu hari ini. Melepasmu dalam artian melupakan semua hal tentangmu dan berhenti memutar lagu Melly Goeslaw dan Coboy Junior, serta berhenti menyenandungkan lagu dinamic (eh, lagu siapa ya, Ji. Aku lupa). Aneh ya, aku ini paling anti dengan lagu Indonesia tapi tidak dengan lagu Bimbang-nya Mbak Melly dan Hebat-nya Coboy Junior.


Semarang menyenangkan Ji? Tapi orang menyenangkan sepertimu pasti mudah menyesuaikan diri di tempat baru. Semoga semua hal yang kamu mimpikan terwujud di Semarang ya Ji.

Masih nge-band Ji? Sekarang selain main piano juga main gitar? Apa kamu memang bisa memainkan semua alat musik? Aku masih ingat Ji, saat kamu nyanyi dengan suara cempreng dan fals dengan volume keras, bahkan terdengar sampai kantin. Kalau tidak salah kamu menyanyikan lagu Celine Dion ya? Kalau tidak salah lagi itu lagu yang disebut orang lagu galau sepanjang masa. Saat itu kamu sedang banyak pikiran Ji? Ah andai saat itu kamu rela melepas yang sudah berlalu dan menenggok ke belakang, ke perempuan yang benar-benar menyanyangimu pasti kamu tidaak senelangsa saat itu. Atau kamu tetap nelangsa dan aku yang bahagia.

Beberapa teman berkata seperti ini Ji “Jimin pasti nyesel ngajari Wulida main piano, nak ngerti akhire Wulida malah seneng Jimin dan Jimin emoh disenengi Wulida”. Tapi aku meragukan itu Ji. Aku tahu hatimu luhur.

Tapi aku kecewa Ji. Aku kecewa dengan kenyataan mengapa kita dipertemukan. Mengapa hatimu begitu luhur sampai-sampai mau mengajariku main piano. Mengapa aku jatuh cinta padamu. Sungguh, jatuh cinta padamu adalah kesalahan terbesarku dan aku menikmati kesalahan itu.
Jika boleh menyalahkan, aku akan menyalahkan waktu, kesendirian, kekosongan, keadaan, ketidakadilan, senyummu dan hidung portugismu. Aku tidak akan membahas satu per satu alasan mengapa aku menyalahkan ‘mereka’ karena sakit sekali untuk menngingatnya.

Ji, kita jarang sekali ngobrol. Diingatanku aku hanya pernah melayangkan dua pertanyaan dan kamu jawab seperlunya lalu aku hanya ber-O-ria. Sedangkan kamu berbicara mengenai tuts mana yang harus aku pencet dan berdecak saat aku lagi-lagi salah memencet tust. Tapi kamu selalu tersenyum saat aku berhasil dengan sempurna menyelesaikan lagunya. Dan aku berhasil dengan sempurna membuat semua hal tampak menyenangkan karena senyummu.

Semua orang tahu bagaimana aku mengagumi dan berharap kamu adalah calon imamku, pun semua orang tahu kamu biasa saja kepadaku. Pernah suatu ketika selepas sholat dhuhur, adik kelas memandangku tanpa kedip dan berkata “Mas, kuwi lo ganteng”. Temannya menjawab “Nggawur ae, Mas kuwi disenngi kakak kelas, kakak kelase ra di gatek”. Dan mereka menggobrol tepat di depanku Ji. Aku merasa diomongkan.

Ji kamu jahat ya. Jangan tanya apa alasanku bilag kamu jahat, tapi kamu memang benar-benar jahat.

Kalau dihitung-hitung 3 tahun aku mengagumimu, 3 tahun juga aku berharap kalau kamu aladah alasan kenapa aku harus bahagia.

Selamat ulang tahun Ji, tahun ini aku tidak akan berkirim pesan tentang ulang tahunmu, aku cukup menuliskannya disini. Selemat melepas usia belasan Ji, aku juga akan melepasmu. Sebenarnya aku sudah lama melepasmu tapi aku measa harus membuat pengumuman. Karena semua orang tahu bagaimana aku terlalu terikat padamu, jadi semua orang juga harus tahu kalau aku sudah melepasmu.

Jangan datang disela-sela kesendirianku.

Salam.

Wulida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar