Saya menulis ini bukan karena saya kangen. Tolong kamu
jangan terlalu percaya diri. Tapi tidak bisa saya pungkiri, bagaimanapun juga
kamu memang benar-benar berpengaruh dihidup saya. Meskipun itu sudah tujuh
tahun berlalu.
Disela-sela kesepian yang saya rasakan, saya sering
mengingatmu. Saya tahu saya salah. Bagaimanapun status kita sudah berubah
menjadi kita-tidak-pernah-kenal-sebelumnya-jadi-kenapa-harus-peduli. Dan kita
berdua sudah tidak sendiri lagi.
Saya masih ingat pertemuan pertama kita. Kamu memakai kaos
joger berwarna hijau tua dan celana training. Tanggal 6 Februari 2010. Kamu terus-terusan tersenyum
dengan wajah sok polos dan entah kenapa saya merasa bahagia.
Kamu datang tiba-tiba. Entah dari mana. Entah bagaimana
caranya mendobrak hati saya. Dan saya mulai jatuh hati. Saya tahu, jatuh hati
padamu adalah kesalahan dan saya menikmati kesalahan itu.
Dari awal saya paham, diantara kita, saya yang lebih dulu
menyukaimu sehingga saya tidak bisa mengontrol perasaan saya. Saya menyukaimu
secara berlebihan dan kamu memanfaatkannya untuk menyakiti saya. Saya selalu
memaafkan semua kesalahanmu bahkan terkadang saya tidak salah apa-apa dan saya
yang meminta maaf.
Saya terlalu bodoh untuk menyadari kalau kamu hadir dihidup
saya hanya untuk menyakiti saya. Kamu menyakiti saya berulang kali dan saya
hanya diam karena saya terlalu takut kehilangan kamu. Dalam hubungan kita hanya
saya yang menjadi dewasa dan kamu tetaplah menjadi kanak-kanak yang masih ingin
dan selalu ingin menjelajah.
Saya sempat ragu saat melepasmu, saya takut saya kehilangan
keseimbangan saat kamu tidak bersama saya lagi. Saya pikir setelah kita
berpisah dan tidak pernah ketemu saya dengan mudah bisa melupakanmu tapi
ternyata saya salah besar. Empa tahun saya masih belum bisa melepas bayanganmu.
Di tahun ke-4, saya jatuh hatipada seorang teman. Sialnya dia
mirip sekali denganmu. Saya berusaha menolak kenyataan kalau kamu memiliki
pengaruh besar dihidup saya, tapi saya tidak bisa. Karena memang benar adanya
kamu mengendalikan otak saya. Otak dan tubuh saya bekerja tidak beriringan karena
kamu.
Saya kecewa mengenalmu. Saya berusaha mati-matian pura-pura
tidak pernah mengenalmu. Tapi saya tidak bisa. Saya benci diri saya sendiri
yang lemah.
Saya benci dengan kenyataan bahwa kita pernah bersama selama
enam belas bulan. Saya benci dengan kenyataan kalau saya hanya terbuai oleh
angan yang tak pasti.
Saya benci kamu. Dan semua hal tentangmu. Tapi hati saya
menolak membencimu[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar