add menu navigasi

Selasa, 24 Januari 2017

Yang Membanggakan Bagi Saya, Belum Tentu Membanggakan Bagi Orang Lain

Saya untuk pertama kalinya telat memposting tantangan 10 hari menulis dari kampus fiksi. Jujur saya bingung mau menulis apa karena tidak ada satupun hal yang  bisa saya banggakan dan dibanggakan dari diri saya.

Dulu, Ibuk sering sekali bilang “Nanti kalau sudah besar jadi orang kantoran ya Nduk, pakai rok sepan dan sepatu berhak”.Dan saya selalu menjawab “nggak mau, aku pengenny Jdi penjaga pepus”. Lalu ibuk tertawa dan semua orang dirumah tertawa.

Dulu saya tidak paham mengapa mereka tertawa, saya kira tawa mereka mendukung cita-cita saya. Tapi setelah saya mulai berumur saya paham tawa mereka karena menganggap cita-cita saya konyol.
Sekarang saya sudah menjadi orang kantoran, tapi saya tidak memakai separu berhak daan rok sepan. Saya mematahkan anggapan Ibuk kalau orang kantoran bersepatu hak dan memakai rok sepan karena saya lebih sering nyeker—kalau didalam ruangan, dan memakai celana kolor.


Tapi bagaimanapun juga saya masih memimpikan menjadi penjaga perpus. Bekerja dikelilingi buku tentu menyennagkan. Tapi semoa orang bahkan keluarga saya,menganggap hal itu konyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar